Pada zaman kuno, orang-orang percaya
bahwa bumi itu datar dan matahari terbit di timur kemudian terbenam di
barat. Decimus Junius Brutus, seorang Jendral Romawi yang menaklukan
Galicia, melihat matahari terbenam dengan sangat indah di Tanjung
Finisterre. Di saat itu pula ia percaya bahwa kota tersebut adalah
tempat dimana daratan berakhir.

Dalam bahasa latin, Finisterre berarti
‘akhir daratan’. Tanjung Finisterre disebut-sebut sebagai ujung barat
dari semenanjung Iberia. Namun hal tersebut salah, karena ujung barat
benua Eropa adalah Cabo da Roca di Portugal. Terlepas dari semua itu, di
desa ini kita akan terkagum-kagum oleh keindahan perairan Atlantik. Di
pelabuhan Finisterre terlihat kapal-kapal nelayan berlalu-lalang
dilautan yang tenang. Saking tenangnya sehingga membuat pengunjung tak
percaya tempat tersebut dijuluki Costa da Morte, yang berarti Pantai
Kematian. Di pantai yang memanjang dari Finisterre hingga Malpica ini
banyak ditemukan bangkai kapal dan ribuan tubuh yang meregang nyawa.
Costa da Morte tidak terlindung oleh garis pantai atau pulau-pulau, ia
langsung berhadapan dengan Samudera Atlantik. Oleh sebab itu tempat ini
terkenal akan bahaya badai, ombak besar, dan bebatuan di perairan
dangkalnya yang menjadi penyebab kematian pelaut.
