Matahari telah mengilhami mitologi di hampir semua budaya, termasuk Mesir kuno, Aztec, penduduk asli Amerika, dan Cina.
Matahari sebenarnya merupakan bintang terdekat dengan bumi.
Interaksi antara matahari dan bumi mendorong dinamika musim, arus laut, cuaca, dan iklim.
Temukan lebih lanjut fakta tentang matahari berikut ini.
1. Matahari adalah objek terbesar di tata surya.
Matahari menyumbang lebih dari 99,8% total massa dari tata surya (Jupiter menyumbang sebagian besar sisanya).
Berikut adalah data tentang ukuran matahari:
Jari-jari ekuator: 695.500 km
Keliling ekuator: 4.379.000 km
Volume: 1.142.200.000.000.000.000 km3
Massa: 1.989.000.000.000.000.000.000.000.000.000 kg
Densitas: 1,409 g/cm3
2. Matahari merupakan bintang terdekat dengan bumi.
Di banding bintang lain, matahari sebenarnya termasuk rata-rata ditinjau dari ukuran, usia, dan suhunya.
Sementara
beberapa bintang di galaksi kita hampir setua alam semesta (sekitar 15
miliar tahun), matahari merupakan bintang generasi kedua dan baru
berusia 4,6 miliar tahun.
Tipe spektral: G2 V
Synodic period: 27,2753 hari
Kecepatan relatif terhadap bintang berdekatan: 19,7 km/s
Solar constant (total solar irradiance): 1,365-1,369 kW/m2
3. Manusia selalu mengenal matahari.
Tidak seperti benda-benda lain di tata surya, matahari telah dikenal manusia sejak awal waktu.
Tidak ada tanggal penemuan atau penemu matahari.
4. Sejak pembentukannya, matahari telah menggunakan sekitar setengah cadangan hidrogen di intinya.
Selama 5 miliar
tahun ke depan atau lebih, matahari akan terus bertambah terang seiring
bertambahnya akumulasi helium pada intinya.
Seiring
berkurangnya pasokan hidrogen, inti matahari harus terus memproduksi
tekanan yang cukup untuk menjaga agar matahari tidak runtuh ke dalam
intinya sendiri.
Satu-satunya
cara untuk bisa melakukan hal ini adalah dengan meningkatkan suhu. Namun
pada akhirnya, matahari akan kehabisan bahan bakar hidrogen.
Pada saat itu, matahari akan mengalami perubahan radikal yang berakibat pada kehancuran tata surya.
5. Orang Yunani menamakan matahari sebagai Helios.
Namun, orang Roma menggunakan nama Sol, yang masih digunakan sampai sekarang, untuk menyebut matahari.
Karena peran penting di kehidupan kita, matahari menjadi benda angkasa yang paling banyak dipelajari.
Matahari telah mengilhami mitologi di hampir semua budaya, termasuk Mesir kuno, Aztec, penduduk asli Amerika, dan Cina.
6. Ulysses adalah pesawat ruang angkasa pertama yang mempelajari kutub matahari.
Ulysses diluncurkan dari Space Shuttle Discovery dan dikirim ke Jupiter dengan roket pendorong yang kuat.
Setelah
mempelajari Jupiter selama 17 hari, Ulysses menggunakan gravitasi
Jupiter yang kuat untuk melontarkannya mendekati matahari.
Misi penyelidik
matahari lain adalah SOHO atau Observatorium Solar and Heliospheric
Observatory yang telah memantau matahari sejak April 1996.
7. Gaya tarik gravitasi yang kuat dari matahari mempertahankan bumi dan planet-planet lainnya di orbitnya masing-masing.
Berikut adalah data gravitasi matahari:
Gravitasi permukaan ekuator: 274,0 m/s2
Escape velocity: 2.223.720 km/jam
8. Matahari terdiri dari beberapa bagian.
Selain inti penghasil energi surya, interior matahari memiliki dua wilayah yang berbeda: zona radiasi dan zona konvektif.
Dari tepi inti
luar, bagian pertama adalah zona radiasi dan kemudian zona konvektif,
dimana suhu menurun dari 8 juta menjadi 7.000 K.
9. Bagaimana “permukaan” dan “atmosfer” matahari dibandingkan dengan planet?
“Permukaan,”
yang dikenal sebagai fotosfer merupakan lapisan setebal 500 km dimana
sebagian besar radiasi matahari dan cahaya terpancar. Bagian ini juga
merupakan tempat bintik matahari ditemukan.
Di atas
fotosfer terletak kromosfer (“lingkup warna”) yang dapat teramati
sekilas selama gerhana matahari total sebagai bingkai kemerahan di
sekitar matahari.
Suhu terus
meningkat seiring bertambahnya ketinggian sampai dengan 50.000 K,
sedangkan kepadatan turun menjadi 100.000 kali lebih sedikit daripada di
fotosfer.
10. Salah satu misteri yang belum terpecahkan dari matahari melibatkan corona (“mahkota”).
Di atas
kromosfer terletak corona (“mahkota”) yang menjulur keluar dari matahari
dalam bentuk “angin matahari” ke tepi tata surya.
Corona sangat panas dan mencapai jutaan derajat Kelvin.
Karena secara
fisik tidak mungkin mentransfer energi panas dari permukaan yang lebih
dingin dari matahari ke korona yang jauh lebih panas, sumber energi
panas korona telah menjadi misteri ilmiah selama lebih dari 60 tahun.[]