Indra ke enam tidak
harus selalu terkait dengan dunia gaib. Dunia jin ataupun dunia
ramal-meramal,dll. Nah, itulah salah kaprahnya kita bangsa indonesia,
sukanya cari keterampilan yang tidak compatible dengan
kebutuhannya. Paling suka kalau disebut orang sakti, tetapi ilmu
kesaktiannya tidak bermanfaat untuk membawanya kesuksesan. Yah, karena
paling banter ilmunya tadi hanya menunjang untuk jadi Paranormal, sebuah
profesi yang agaknya cukup banyak diminati oleh masyarakat kita. Hingga
satu persatu kini bermunculan di tv pengen terkenal dengan
kesaktiannya.
Padahal indra ke enam, the six sense, atau Intuisi tidaklah
terbatas pada dunia gaib dan dunia ramal-meramal semata. Namun itu
terkait dengan segala bidang kehidupan, setiap manusia mempunyai bakat
kepekaan indra ke enam. Dan menurut saya, pengembangan Indra ke enam
yang terbaik haruslah dapat membawa manfaat bagi kehidupannya baik diri
sendiri atau pun kepada orang lain.
Apakah Intuisi itu?
Bagaimana
anda bisa menggunakannya lebih baik? Intuisi adalah kekuatan yang
dengan cepat menyadari bahwa “sesuatu” itu adalah kasusnya.
Intuisi adalah kemampuan psikis yang dikenal sebagai firasat, atau
kemampuan untuk merasakan apa yang akan terjadi selanjutnya. Hal
tersebut dilakukan tanpa intervensi dari berbagai proses yang masuk
akal. Tidak ada langkah-langkah induktif atau deduktif yang masuk akal.
Tidak ada analisa yang wajar dari situasi tersebut, tidak ada bantuan
dari imajinasi. Hanya sekilas dan tiba-tiba muncul. Anda hanya tahu ada
yang tidak sesuai.
Definisi “intuisi”
yang paling praktis dan akurat adalah “ketika saya tahu sesuatu, tanpa
mengetahui bagaimana caranya, kok, saya bisa tahu hal tersebut.” Inilah
juga yang disebut kecerdasan hati, di mana informasinya tidak hadir
sebagai buah pikiran, atau analisa yang komprehensif dan akurat dari
segala sudut. Intuisi umumnya hadir dalam bentuk sebuah ‘rasa’ yang
sederhana, jernih namun berbisik, sehingga untuk bisa menangkapnya kita
perlu lebih terbuka dan peka.
Untuk menjadi intuitif adalah
sifat alami manusia, hampir setiap manusia mempunyai kemampuan ini, dan
pernah mengalaminya selama hidupnya. Yang membedakan hanya tingkatan
dari kemampuan ini. Namun, ilmu pengetahuan masih belum menjelaskan
mengapa beberapa individu tampaknya lebih kuat dan lebih tajam
intuisinya daripada orang lain. Hal ini karena ada beberapa individu
langka yang memiliki kemampuan psikis kuat dari yang lain. Banyak orang
berpikir bahwa intuisi adalah
hanya soal kebetulan. Namun, ada beberapa individu-individu berbakat
yang intuisinya jarang gagal dan selalu menjadi kenyataan – ini jelas
bukan lagi soal kebetulan.
Sebenarnya
setiap orang memiliki intuisi yang kuat dan berpotensi sama. Seorang
bayi dan ibu berkomunikasi dan saling memahami lewat rasa, lewat
intuisi. Hanya memang ketika kita menjadi dewasa, lalu di didik untuk
lebih mengasah pikiran dan kecerdasan otak serta cenderung mengabaikan
perasaan, maka perlahan-lahan kemampuan intuisi ini
pun menjadi pudar, tumpul bahkan hampir hilang sama sekali bagi
sebagian individu. Bahkan bagi orang-orang yang 100% bertumpu pada
kecerdasan otak saja, mendengarkan rasa hati dianggap sebagai sesuatu
yang aneh, tidak alami, bahkan bodoh. Menurut orang-orang ini, pilihan
dan keputusan yang baik adalah yang diambil berdasarkan proses berpikir
dan analisa yang baik.
Mengembangkan Intuisi Anda
Bila Anda ingin untuk hidup yang lebih dibimbing oleh intuisi Anda,
- Ingatlah bahwa semua orang punya intuisi secara alamiah. Ini bukan keterampilan baru yang harus diperoleh, namun keterampilan lama yang terlupakan, dan perlu diasah kembali agar bermanfaat dalam keseharian.
- Untuk melatih kembali intuisi kita, kita perlu membiasakan kembali dengan keheningan, apa pun bentuknya. Dari mulai rileks, berdoa, meditasi, bahkan melamun di toilet pun merupakan bentuk keheningan yang bisa membantu kita untuk memunculkan inspirasi dan intuisi. Tanpa keheningan, intuisi akan tersamar dengan segala arus informasi di sekitar kita, dan kebisingan pikiran kita sendiri.
- Bila Anda ingin berkonsultasi dengan kata hati Anda, setelah mencapai kondisi yang hening, ajukanlah pertanyaan Anda ke dalam hati. Ini bukanlah sesuatu yang aneh, bahkan sebenarnya sangat wajar dan alamiah.
- Setelah hening dan bertanya, tunggu dan perhatikan. Jawaban atau bimbingan dari hati Anda bisa muncul dalam bentuk rasa, suara, gambar, simbol, mimpi maupun kebetulan-kebetulan yang muncul begitu saja dalam keseharian Anda. Biasanya setiap orang akan memiliki bentuk intuisi yang khas. Ada yang selalu memperoleh intuisi lewat mimpi, atau dalam bentuk rasa hati, maupun rasa di tubuh.
- Milikilah jurnal intuisi, yang membantu Anda untuk memerhatikan keterkaitan antara kebetulan-kebetulan yang terjadi, isyarat mimpi, rasa di hati dengan kenyataan yang terjadi setiap hari di sekitar Anda. Perlahan-lahan Anda akan mulai memerhatikan bahwa sebenarnya tidak ada yang kebetulan, dan Anda mulai bisa membaca intuisi Anda dengan lebih tepat.
Intuisi
merupakan suatu kebutuhan, karena tidak semua masalah dapat dijelaskan
hanya dengan logika. Misalkan, pada saat membaca laporan yang disodorkan
oleh anak buah, anda dihinggapi perasaan kurang nyaman, bahwa laporan
yang dibuat oleh anak buah anda tidak benar, atau anda mempunyai
perasaan bahwa bawahan anda akan berbuat curang.
Langkah
apakah yang akan anda lakukan? Tentunya anda harus melakukan
penelitian, check dan re check , apa yang ada dibalik laporan tersebut,
dan melakukan probing dengan orang-orang yang ada hubungannya dengan
laporan tersebut, sampai anda merasa yakin bahwa feeling anda benar atau tidak. Ada memang orang yang intuisi nya sangat kuat, dan sering apa yang dirasakan akan benar-benar terjadi.
Kalau anda sekarang cenderung untuk lebih berhati-hati dan memberikan status yang lebih terhadap intuisi dalam berpikir, anda telah mengambil langkah pertama untuk menggunakanintuisi tersebut dengan lebih baik. Selanjutnya adalah belajar untuk mempercayai kekuatanintuisi anda.
Ini tidak berarti selalu, juga tidak berarti kadang-kadang, karena
seseorang tidak bisa menyamakan tentang seberapa seringnya. Tetapi anda
sebaiknya bersiap untuk memberikanintuisi anda
keuntungan dari keraguan, anda harus membangun hubungan yang hangat dan
akrab terhadap bagian pikiran anda, yang siap menawarkan pelayanan unik
ini.
Bagaimana intuisi tersebut digunakan dalam bidang pekerjaan?
Apabila
anda bekerja sebagai teller, misalnya, saat ada nasabah yang ingin
mencairkan uang di Bank, pertama-tama anda akan melihat apakah tanda
tangannya cocok dengan yang ada pada dokumen contoh tanda tangan,
kemudian apakah saldo mencukupi. Namun bilamana hati anda merasa
was-was, tidak yakin, maka anda harus mengulangi pengecekan tersebut,
dan membandingkan kembali dengan dokumen yang ada, serta melakukan
klarifikasi melalui telepon terhadap orang yang menandatangani cek
tersebut, apakah benar dia telah mengeluarkan cek nomor seri xxxx dengan
nilai Rp.000,-. Anda harus mengikuti intusisi tersebut, yang sebenarnya merupakan alarm dari hati anda, bahwa ada sesuatu yang kurang wajar.
Mengapa?
Bagi seorang pemalsu tanda tangan, setiap goresan, ketajaman atau tebal
tipisnya garis pada tanda tangan, akan sama persis dengan yang ada pada
contoh tanda tangan. Sedangkan bagi penulis tanda tangan asli, setiap
tanda tangan akan berbeda, baik goresannya, tebal tipisnya, dan kadang
bentuknya tak sama persis. Anda tak percaya? Silahkan di coba. Dari
pelatihan tersebut peserta dapat memahami, bahwa intuisi yang muncul,
harus ditindak lanjuti, karena sebetulnya merupakan alarm adanya ketidak
beresan.
Emosi dan Intuisi
Emosi
dan intuisi memiliki sumber yang dekat sekali di kedalaman otak. Mungkin
sekali syaraf-syarafnya saling bersilangan. Emosi yang negatif dari
ketakutan dan kegelisahan bisa mengekspresikan dan muncul dalam intuisi.
Seorang penumpang yang gugup mungkin mempunyai intuisi bahwa
penerbangannya akan mengalami kecelakaan dan ia pindah pesawat lain.
Tingkat keberhasilan dari intuisi kegelisahan ini bisa dikatakan rendah.
Emosi yang positif juga bisa menghasilkan intuisi yang diharapkan.
Seorang laki-laki dan perempuan yang sedang jatuh cinta bisa memiliki
intuisi tentang karakter dari kekasih yang dicintainya, yang berubah
menjadi irasional.
Seorang
pemikir yang mengandalkan hanya pada intuisi , sebagaimana dilakukan
oleh banyak pemikir yang efektif, harus sehat secara fisik dan
emosional. Anda hanya diharuskan untuk mempunyai sedikit rasa sakit
untuk mengetahui bagaimana influensa itu mempengaruhi emosi anda. Anda
mungkin menjadi lebih mudah marah dan tertekan, fokus anda terhadap
kepentingan jatuh ke perut, anda merasakan kesakitan, anda mungkin
hampir yakin bahwa mungkin anda akan meninggal dunia.
Stres
dan kelelahan pikiran atau tubuh bisa menyebabkan malapetaka dalam
intuisi para pemikir yang memahami dengan cepat situasi yang sebenarnya.
Para pendaki gunung menyadari bahwa keputusan yang diambil dalam
kondisi lelah sangat tidak berkualitas. Kalau anda lelah, yang terbaik
adalah berpikir secara logis apa yang harus dilakukan, dan tidak
mengandalkan intuisi anda.
Area yang mengunakan intuisi untuk pengambilan keputusan, sebagai berikut :
- Corporate Strategy Planning 79,9%
- Human Resources Development 78,6%
- Marketing 76,8%
- Research & Development 71,6%
- Finance 31,1%
- Production & Operation 27,7%
Dari
ilustrasi di atas, nampak bahwa untuk aspek yang mudah dikuantifikasi
seperti bidang keuangan, produksi dan operasi jarang sekali menggunakan
intuisi sebagai landasan membuat keputusan.
Mengambil
keputusan berdasar intuisi adalah merupakan ketrampilan yang dapat
dipelajari dari pengalaman, yang diperoleh dari proses berpikir, dengan
cara mengolah informasi yang akurat dan relevan.
Intuisi, Informasi dari Dalam Diri
Vicky
Schippers, universal healer dari Belanda, dalam seminarnya mengenai
intuisi di Jakarta menjelaskan bahwa ada berbagai macam bentuk intuisi,
yaitu pengetahuan yang jernih, kata-kata atau kalimat yang berlaku di
benak (tanpa suara), penglihatan yang jelas, melihat dengan mata ketiga,
dll. Intuisi itu datang dari nurani tertinggi atau diri kita yang
terdalam, yaitu ruhani kita.
Namun
intuisi ternyata tidak hanya memberikan informasi yang menyangkut
keselamatan diri saja, karena menurut Vicky, intuisi memberikan
kebenaran pribadi yang absolute tentang apa saja yang kita butuhkan,
untuk hidup sepenuhnya secara seimbang, dengan pemahaman dan
kebijaksanaan yang baik. Jadi melalui intuisi yang digabung dengan
kecerdasan intelektual, kita bisa melakukan apapun tanpa batasan, mulai
dari meningkatkan kondisi kesehatan hingga meningkatkan status keuangan.
Mengapa bisa begitu?
Menurut Vicky, pada diri manusia terdapat batin sadar (pikiran
sadar) ban batin bawah sadar. Jika batin sadar memiliki lima indera,
maka batin bawah sadar memiliki indera keenam yang kepekaannya tidak
terbatas. Begitu pekanya sehingga batin bawah sadar pun mencatat dan
merekam ketika seseorang memikirkan kita.
Batin
bawah sadar adalah batin kolektif/semesta yang menghubungkan semua batin
individu di seluruh alam semesta. Ini menjelaskan bagaimana orang-orang
tertentu mampu membaca pikiran orang lain dan juga bagaimana
orang-orang yang peka dapat menangkap isyarat dan informasi tentang
macam-macam hal.
Mengenai
akurasinya, intuisi sangat tergantung pada perkembangan pribadi dan
banyaknya latihan seseorang. Intuisi akan semakin jernih dan tajam
ketika kita tumbuh secara spiritual dan melalui aplikasi pengetahuan
yang dipelajari langkah demi langkah, sedikit demi sedikit dalam hidup
ini.
Intuisi Bisa Dipertajam
Untuk
bisa menggunakan ESP atau intuisi secara sengaja, tentu kita perlu
mengasahnya lebih dahulu. Intuisi bisa kita buat lebih tajam jika
memahami cara kerjanya. Sebenarnya kita menangkap hal-hal yang sifatnya
intuisi pada waktu gelombang otak kita memasuki alpha-theta, yaitu
gelombang otak yang frekuensinya rendah, sebuah mekanisme yang terjadi
pada waktu kita tidur. Dalam keadaan sadar (conscious), otak kita bergetar pada gelombang yang disebut beta. Namun begitu kedua mata tertutup, gelombang otak kita turun ke alpha, theta dan terus masuk ke Delta di mana kita tertidur pulas tanpa mimpi.
Setelah itu, kita akan kembali memasuki gelombang theta lalu kembali lagi ke fase alpha lalu balik lagi ke fase theta, demikian
seterusnya. Jadi misalkan tidur selama 8 jam, biasanya selama 30 sampai
90 menit kita berada di fase delta. Itulah sebabnya orang kalau baru
tertidur biasanya sulit dibangunkan. Karena 1 jam pertama tersebut
biasanya orang memang memasuki fase tidur lelap. Kemudian selama 30-60
menit selanjutnya kita turun ke theta lalu sisanya di alpha.
Pada fase alpha-theta inilah kita memasuki batin bawah sadar dan supra
sadar sehingga seringkali menangkap hal-hal yang sifatnya intuitif.
Itulah
sebabnya di kalangan masyarakat Jawa, ketika menafsirkan mimpi sering
kali melihat dulu jam berapa kira-kira mimpi itu terjadi. Karena mimpi
yang dianggap bermakna adalah mimpi yang terjadi pada jam-jam tertentu
ketika gelombang otak kita bergetar pada fase alpha-theta.
Namun
demikian, kita tidak selalu harus tidur dulu untuk mendapatkan informasi
yang sifatnya intuitif atau hal-hal yang sifatnya supranatural. Dengan
cara meditasi, kita bisa saja memasuki fase alpha tersebut. Tentunya
dengan tahapan yang sama dengan tahap-tahap yang kita lewati ketika
tidur. Begitu memasuki fase alpha, maka kita akan bisa menangkap
berbagai sinyal dan rambu-rambu yang memang diberikan Tuhan demi
kebaikan kita.
Memang
kita tidak bisa mengubah segala sesuatu yang sudah ditakdirkan Tuhan,
Tapi tak ada salahnya mengusahakan agar segala sesuatu berjalan dengan
lebih baik, dengan menggunakan anugerah yang kita miliki sebagai manusia
yang memang diciptakan sempurna. Setujukah Anda?
Latihan Untuk Mengasah Intuisi
Sebenarnya sambil melakukan kegiatan sehari-hari, kita bisa sambil berlatih mempertajam intuisi, misalnya :
- Ketika telepon berdering, sebelum mengangkatnya kita bisa lebih dulu memfokuskan perhatian untuk mencoba menebak siapa yang menelepon.
- Ketika menerima surat, sebelum membuka sampulnya fokuskan dulu perhatian kita dan cobalah untuk mengetahui apa kira-kira isinya.
- Mengambil kartu-kartu berwarna, sambil memejamkan mata lalu menebak apakah warna yang terpegang sesuai dengan warna yang memang ingin diambil.
- Melempar koin lalu menebaknya.
- Latihan lainnya bisa dilakukan sambil duduk dalam kondisi rileks di tempat yang cukup sepi. Niatkan bahwa kita ingin mendapatkan petunjuk dari Tuhan mengenai perjalanan yang akan kita lakukan, kondisi kesehatan, keuangan, urusan bisnis, atau apa saja yang menjadi masalah kita saat itu. Selanjutnya fokuskan perhatian pada keluar masuknya napas dari lubang hidung, sehingga kita semakin rileks dan memasuki suasana yang hening. Begitu memasuki kondisialpha, cobalah mulai menangkap sinyal-sinyal yang muncul.
Sinyal yang muncul sangat tergantung pada kepekaan masing-masing orang. Mereka yang penglihatannya peka (clair voyance) akan menangkap sinyal itu dalam bentuk gambaran visual, mereka yang pendengarannya peka (clair audience) akan menangkapnya dalam bentuk suara atau bisikan. Sementara orang peka perasaannya (clair sentience)
akan mengangkap sinyal itu dengan perasaannya. Atau, tiba-tiba muncul
begitu saja sebuah pengertian atau kesimpulan baru yang kita yakini
sebagai sesuatu yang benar meski kita tidak tahu alasannya secara jelas.
Latihan-latihan
itu perlu dilakukan setiap hari sehingga semakin lama kita menjadi
semakin peka. Jika sudah sampai pada tahap mahir, dengan mudah dan cepat
kita akan bisa “mengetahui” sesuatu yang akan terjadi. Dengan begitu
kita bisa berupaya menghindari terjadinya hal-hal yang tidak kita
inginkan.
“The Marketing Sixth Sense”
Di
pertengahan era 1990-an, ada sebuah eksperimen menarik yang dilakukan
oleh kwartet neuroscientist Giacomo Rizzolatti, Vittorio Gallese,
Luciano Fadiga, dan Leonardo Fogassi.
Para scientist asal Italia ini menemukan bahwa di dalam otak manusia terdapat sebuah area unik yang mereka namakan Mirror Neuron.
Dinamakan seperti itu karena bagian ini memungkinkan kita untuk
mereplikasi perilaku orang lain yang kita lihat, seolah-olah kita
sendiri yang melakukannya.
Kemampuan tersebut menjadikan mirror neuron memiliki
peranan penting dalam proses pembelajaran. Misalnya saja saat kita
menyaksikan seseorang berlatih menggiring bola di tanah lapang, saat itu
pula sebenarnya mirror neuron sedang membantu kita untuk belajar menggiring bola sendiri. Di level bawah sadar, mirror neuron memungkinkan kita untuk belajar hanya dengan melihat (learning just by watching).
Namun mirror neuron masih
menyimpan satu rahasia lagi yang tidak kalah dahsyat, kemampuan untuk
menggali tacit information tentang orang lain. Neuron ini tidak hanya
membantu proses belajar kita, namun juga membantu kita menyelami
kehidupan orang lain.
Kita
pun menjadi lebih mudah memahami apa yang dirasakan orang lain :
kebahagiaan saat mereka bahagia dan kesedihan saat mereka berduka,
termasuk memahami kegelisahan dan keinginan mereka yang paling dalam (anxiety and desire).
Bayangkan apa yang bisa dilakukan oleh seorang marketer jika ”indera keenam” tersebut dimilikinya??
Namun neuron mirror memiliki
satu keterbatasan. Area emas di dalam otak kita ini membutuhkan
interaksi langsung dengan obyek agar optimal potensi mirroring yang
dimilikinya. Artinya, sebagai marketer kita harus bertemu langsung
dengan pelanggan untuk bisa memahamianxiety serta desire yang dimilikinya. Atau jika memungkinkan, melakukan apa yang pelanggan lakukan.
Penelitian dari para neuroscientist ini
mengajarkan kepada kita, bahwa menjadi marketer handal tak cukup hanya
bertumpu pada kemampuan analisa yang mumpuni dari belakang meja. Bertemu
langsung dengan pelanggan atau pun menjalani langsung kehidupan mereka
adalah sebuah pra syarat agar kita bisa memahami context yang ada di
balik semua data pemasaran.
Formula 1: Bring the outside world into the office!
Dev
Patnaik dalam buku terbarunya, Wired to Care, menyatakan bahwa cara
tercepat untuk mendapatkan karyawan yang benar-benar memahami pelanggan
adalah dengan merekrut pelanggan itu sendiri.
Inilah yang ditempuh oleh Prudential untuk menggaet sebanyak mungkin pelanggan. Bukan rahasia lagi bahwa banyak freelance agent Prudential dulunya adalah pelanggan. Bahkan ada tahapan di mana freelance agent ini bisa menjadi karyawan tetap di Prudential.
Berikan kesempatan agar karyawan Anda mendengarkan langsung curahan hati mereka. Dengan cara ini mereka akan bisa memiliki sensitifitas lebih tinggi terhadap permasalahan pelanggan. Medianya bisa didesain dalam bentuk sebuah training formal, ataupun melalui forum obrolan yang sifatnya lebih informal.
Inilah
sebuah momen yang akan menjadikan mereka bisa merasakan apa yang
dirasakan pelanggan, sehingga empati bisa menjadi spirit saat melakukan
pekerjaan. Akan beda halnya, jika mereka bekerja untuk pelanggan yang
sosok dan permasalahanya hanya mereka pahami melalui account manager
dalam bentuk penjelasan lisan maupun tulisan.
Formula 2 : Encourage employees to get out into the real world!
Ada beberapa contoh kasus menarik yang dibahas oleh Dev Patnaik terkait formula yang kedua ini.
Jika Anda adalah karyawan baru di Netflix, perusahaan jasa penyewaan video asal Amerika, maka Anda berhak mendapatkan free subscription untuk menikmati layanan dari perusahaan selama jangka waktu tertentu.
Jika Anda adalah karyawan baru di Netflix, perusahaan jasa penyewaan video asal Amerika, maka Anda berhak mendapatkan free subscription untuk menikmati layanan dari perusahaan selama jangka waktu tertentu.
Dengan
cara ini, Netflix ingin agar semua karyawannya, baik yang di front
office maupun back office, mampu merasakan apa yang dirasakan pelanggan.
Benar-benar merasakannya sendiri, tidak sekedar membayangkan.
Beda
lagi yang dilakukan oleh Smith & Hawken. Perusahaan gardening tools
ini memiliki sebuah kebun yang luas di kantor pusatnya. Semua karyawan
secara bergilir diwajibkan untuk meluangkan waktunya berkebun di sana.
Inilah cara Smith & Hawken untuk menjadikan karyawan memahami bagaimana sebenarnya para pekebun melihat dunianya.
Kesimpulannya, siapa pun kita, untuk memiliki ”indera keenam” yang mampu menerawanganxiety serta desire pelanggan, salah satu syaratnya adalah melalui “tirakat” di dunia mereka.
Sumber Stres : Mengambil Keputusan dengan Kepala
Ketika
kita berusaha menerka-nerka apa yang sebaiknya kita pilih dan putuskan,
biasanya proses berpikir yang terjadi melibatkan daftar keuntungan dan
kerugian dari masing-masing pilihan. Namun kalau kita teliti, sebenarnya
proses pengambilan keputusan seperti ini sangat tidak akurat.
Pertama,
kita tidak pernah punya data dan fakta yang lengkap tentang semua sudut
permasalahan. Barangkali dari 40 faktor, kita hanya tahu 5-8 faktor
saja.
Kedua,
kita harus mengasumsikan reaksi dan hasil dari pilihan tersebut
berdasarkan dugaan dan tebakan kita sendiri, yang belum pasti akan
terjadi demikian.
Sebenarnya
intuisi merupakan bentuk kecerdasan yang lebih tinggi daripada otak,
karena meskipun kita tidak bisa mengetahui semua faktor yang terlibat
dalam permasalahan apapun, gelombang rasa yang muncul dari hati
sebenarnya sudah mencakup seluruh faktor meski tidak kita sadari. Akibat
kita terlalu memaksakan untuk menggunakan “kepala” dan jarang bertanya
kepada “hati” dalam segala situasi, maka timbullah berbagai fenomena
stres di zaman modern.
Jalan Menuju Ikhlas & Pelajaran Hidup
Apakah
mendengarkan intuisi selalu merupakan pilihan dan keputusan yang paling
benar dan bijaksana? Menjawab pertanyaan ini tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Kita tidak pernah tahu dari berbagai pilihan dan
skenario yang kita reka-reka sendiri, yang mana yang paling tepat.
Bagi
yang mengharapkan kepastian ketika mengikuti kata hati, tidak jarang
kekecewaan bisa muncul di kemudian hari, karena hidup ini memang tidak
pernah pasti. Namun, ketika berbagai pilihan sudah tersedia di depan
mata, memilih berdasarkan intuisi bisa memberikan kesiapan hati yang
maksimal untuk mampu menerima dengan ikhlas apapun konsekuensi yang
hadir kemudian. Jadi, meskipun tidak pasti mendapatkan hasil yang aman
dan paling baik, kita lebih siap menghadapi ketidakpastian hasil
tersebut.
Mitos
lain yang juga terkait dengan intuisi adalah, kalau kita selalu
mendengarkan intuisi maka hidup kita akan aman, selamat dan bebas
masalah. Padahal kalau kita jeli melihat hidup, setiap tantangan dan
masalah merupakan momentum pertumbuhan yang penting dan perlu dilalui
setiap orang. Banyak yang mengistilahkan bahwa hidup ini seperti
bersekolah. Kalau memang benar demikian, mendengarkan kata hati bukan
membuat kita bebas masalah, tapi justru mengantarkan kita untuk menemui
serangkaian tantangan dan masalah yang “perlu dan penting” untuk
dijadikan pelajaran jiwa. Kita perlu belajar untuk tidak menolak dan
menghindari masalah, dan memahaminya sebagai bagian yang esensial dalam
hidup ini.
Berani Mengikuti Intuisi
Pertama,
mulailah melatih intuisi dari hal-hal atau pilihan-pilihan yang kecil
dulu. Seperti memilih menu makanan, mencari lokasi parkir kendaraan yang
ideal, memilih warna pakaian, dsb. Sama seperti otot tubuh, otot
intuisi Anda pun perlu diperkuat secara bertahap. Lambat laun, otot
intuisi Anda semakin kuat, jernih dan lebih bisa diandalkan.
Kedua,
mulai perhatikan bagaimana bedanya antara intuisi dengan suara
imajinasi dan pikiran Anda sendiri. Salah satu patokan adalah biasanya
intuisi tidak diikuti dengan nafsu atau keyakinan yang kuat. Justru
begitu kita merasa sangat yakin dan ingin terbukti benar, malah
seringkali itu bukanlah intuisi. Dengan rajin mencermati, Anda mulai
bisa membedakan intuisi dengan kebisingan pikiran Anda sendiri.
Ketiga,
coba renungkan dan ingat kembali beberapa peristiwa di masa lalu, di
mana Anda pernah mendengar tapi tidak mengikuti intuisi Anda, lalu ingat
hasilnya. Ingat juga berbagai momen di mana Anda pernah mendengar dan
juga mendengarkan intuisi Anda, dan ingat bagaimana hasilnya. Secara
bertahap, Anda pun akan membangun kembali rasa percaya terhadap suara
hati nurani Anda sendiri.
Terakhir,
ingat bahwa kita telah dibiasakan untuk lebih mendengarkan kata orang
lain (orang tua, keluarga, sekolah, guru, teman, dll), ketimbang
mendengarkan panduan kata hati kita sendiri. Kita perlu ingat bahwa
kitalah yang paling tahu tentang hidup kita sendiri, dan kita jugalah
yang paling bertanggung jawab atas diri kita. Tidak ada salahnya
berkonsultasi dengan orang lain, tapi jangan abaikan intuisi Anda ketika
sudah tiba saatnya memutuskan.
Intuisi Mendekatkan Kita pada Sang Pencipta
Sebagian
orang, meyakini bahwa intuisi adalah bimbingan Sang Pencipta yang
diberikan melalui hati nurani kita, terlepas dari keyakinan agama apa
pun yang kita peluk. Dengan melatih kembali kepekaan intuisi, Anda pun
lebih terbuka untuk merasakan kehadiran Ilahi dalam hidup, serta lebih
peka untuk mendengarkan jawaban dari berbagai Do’a Anda.
Tentu
Anda pernah mendengar ungkapan “Manusia yang berusaha, tapi Tuhan yang
menentukan hasilnya”. Untuk bisa menjalankan ini, kita perlu menjalani
hidup dengan semangat dan upaya yang baik. Namun untuk bisa menerima
bahwa hasil akhirnya tidak sepenuhnya tergantung kita belaka, dibutuhkan
kepasrahan total. Tanpa mengikuti intuisi, sulit sekali melatih
kepasrahan dan keikhlasan yang sebenarnya merupakan kunci untuk hidup
ringan dan selaras.