2014
Dalam sejarah dan budaya, Raja Namrud dianggap sebagai rival
Ibrahim dimana secara fisik dan kekuasaan dia tidak sebanding. Tetapi
dengan kekuasaan Allah, Namrud tak pernah mengalahkan Ibrahim, bangunan
menara Babel dan mesin terbang yang diciptakannnya semata-mata untuk
menentang Allah, dan berusaha meyakinkan semua orang bahwa dirinya
adalah Dewa terkuat yang berhasil mengalahkan Tuhan yang diyakini
Ibrahim.
Dalam legenda disebutkan, bahwa raja Namrud adalah sosok penguasa
bertubuh besar atau ukurannya raksasa. Beberapa pasukan yang dipimpinnya
masih memiliki fisik yang sama dengan Nimrod. Menurut teks kuno dan
legenda, pendiri Babilonia adalah Raja Namrud yang memerintah bersama Ratu Semiramis. Raja Namrud digambarkan sebagai tiran perkasa dan salah satu keturunan ras raksasa yang hidup setelah banjir besar Nuh.
Orang Arab meyakini bahwa setelah bencana banjir Nuh, Raja Namrud membangun
kembali struktur menakjubkan di Baalbek Lebanon dengan tiga batu yang
beratnya masing-masing 800 ton. Dia memerintah wilayah yang saat ini
berada di Lebanon, pusat kerajaan pertama Namrud adalah Babilonia, Akkad
dan tanah Sinear (Sumeria).
Ibrahim Dibesarkan Makhluk Langit Dalam Gua
Ibrahim adalah anak pematung dari Azar atau Terah yang juga mengabdi
sebagai wazir Namrud, Raja Kutha. Dalam sejarah dan literatur budaya,
raja Namrud memaksa rakyatnya untuk menyembah dirinya sebagai dewa,
hingga suatu hari sebuah mimpi sangat mengganggunya yang meramalkan
kelahiran seorang nabi besar yang akan menghancurkan berhala dan
menyebabkan kehancuran kerajaannya.
Dia berusaha mencegah mimpi itu terwujud dengan cara mengumpulkan semua
laki-laki ke sebuah kamp militer. Setiap orang yang memiliki bayi
laki-laki dibantai dan memerintahkan agar semua wanita mengawasi
keturunan mereka, jika lahir anak laki-laki harus segera dibunuh. Tetapi
istri Azar memelihara Ibrahim tanpa sepengetahuan orang lain kecuali
dirinya sendiri. Disaat menjelang kelahirannya, ibunya dibawa oleh
malaikat ke sebuah gua tersembunyi, melahirkan tanpa rasa sakit,
meninggalkan bayi yang baru lahir dalam perawatan makhluk langit.
Azar mengizinkan istrinya untuk mengunjungi anaknya setiap beberapa
hari, dan setiap kali dia terkejut dengan pertumbuhan dan keindahan
Ibrahim yang luar biasa. Ibrahim tumbuh berkembang dalam satu hari
seperti anak usia satu bulan, dan dalam satu bulan seperti usia anak
setahun, dia juga makan dengan cara yang luar biasa. Ibunya melihat
Ibrahim duduk dan mengisap jarinya dengan penuh semangat, dan dia
terkejut ketika melihat jari anaknya mengeluarkan susu dan madu, mentega
dan air keluar dari jari yang lain.
Di usia lima belas bulan Ibrahim sudah bisa berbicara dengan lancar, dan suatu ketika dia bertanya kepada ibunya; "Ibu,... siapa Tuhanku?"
Dia menjawab "Aku."
"Dan siapa Tuhanmu?"
"Ayah-Mu."
"Siapakah Tuhan ayahku?"
"Namrud."
"Dan siapakah Tuhan Namrud?"
"Hush!" kata ibunya sambil menutup mulut Ibrahim. Dan bayi itu
juga menanyakan pertanyaan yang sama kepada ayahnya. Meskipun begitu,
ibunya semakin senang ketika ayahnya mulai ikut berkunjung ke gua. Dia
masih tak percaya apakah dia adalah putranya, Ibrahim.
Pada suatu malam, Ibrahim memohon kepada ibunya agar dirinya pergi
keluar dari gua, dan ibunya mengizinkan. Dia mengagumi keajaiban alam
dan penciptaan langit, hingga dia berfikir bahwa bintang, matahari dan
bulan adalah Tuhannya. Tetapi apa yang difikirkannya selama ini salah,
semua benda langit itu menghilang ketika berganti hari, sementara
Ibrahim mencari sesuatu yang tidak pernah berganti dan berubah.
Ibrahim Melawan Tirani Raksasa, Raja Namrud
Ketika Ibrahim berusia sepuluh tahun, dia sudah mulai mendesak
orang-orang untuk menyembah Allah. Suatu hari, Ibrahim memasuki kuil
berhala dan tidak ada yang seorangpun waktu itu. Dia menghancurkan semua
berhala kecuali berhala yang terbesar dan meletakkan kapak di
pangkuannya. Ketika para imam memasuki kuil, mereka sangat marah dan
melihat Ibrahim, mereka menuduhnya sebagai penistaan. Tetapi Ibrahim
mengatakan bahwa telah terjadi pertengkaran antara para dewa, dan
berhala yang lebih tinggi telah menghancurkan berhala lainnya.
Dalam catatan yang ditulis abad ke-9 oleh sejarawan muslim Al-Tabari,
Namrud memiliki menara yang dibangun di Babil, Allah menghancurkannya,
dan bahasa manusia sebelumnya Syriac, kemudian memasukkan 72 bahasa
membingungkan. Di abad ke-13, Abu al-Fida menceritakan cerita yang sama,
menambahkan bahwa Eber patriark (nenek moyang Ibrahim) diizinkan untuk
menjaga lidah asli (Ibrani), karena mereka tidak akan berada didalam
menara. Pada abad ke-10, Masudi menceritakan legenda Namrud yang
membangun menara, anak Mash bin Aram bin Shem, dia memerintah selama 500
tahun di Nabatean. Kemudian, Masudi mengatakan bahwa Namrud adalah raja pertama Babilonia,
dia menggali kanal besar dan memerintah selama 60 tahun. Raja Nimrod,
putra Kanaan, sebagai orang yang memperkenalkan astrologi dan berusaha
untuk membunuh Ibrahim.
Raja Namrud menyiapkan
tungku besar yang membara, kemudian memerintahkan Ibrahim untuk segera
dimasukkan ke dalam api. Tungku itu sangat panas sehingga tidak ada yang
berani cukup dekat untuk melaksanakan perintah. Dalam keadaan tangan
dan kaki terikat, Ibrahim dilemparkan ke dalam api, tapi Allah
menyelamatkannya sehingga dia merasakan api itu sejuk seperti disiram
air. Ibrahim keluar tanpa terluka, tetapi Raja Namrud kemudian
mengatakan bahwa dia harus melihat Tuhan yang diyakini Ibrahim, atau
ingin membunuh-Nya.
Dalam hal menentang keyakinan Ibrahim, Namrud mulai membangun menara
tinggi dan berharap memasuki surga. Menara Babel, dikisahkan menara ini
mencapai ketinggian tertinggi dan memiliki tujuh puluh cerita dan tujuh
puluh tiga bahasa, yang diucapkan sekaligus pada waktu dan tempat yang
sama, sehingga gema (suara) itu terdengar sangat besar. Tetapi menara
ini runtuh dan Namrud gagal menggapai harapan seperti yang
direncanakannya. Menurut sejarah, sisa-sisa Menara Babel berada di
Baghdad.
Setelah gagal membangun menara Babel, Namrud kemudian membuat mesin
terbang sederhana. Beberapa penggambaran menyebutkan bahwa mesin terbang
itu berbentuk kotak dengan satu tutup diatas dan satu lagi dibagian
bawah. Raja Namrud juga telah menyiapkan empat elang besar yang telah
dilatih, burung ini masing-masing mengikat empat penjuru kotak. Sebuah
tiang tegak ditempatkan di dada, dan tiang itu diletakkan sepotong
daging besar sehingga keempat burung terbang ke atas untuk mendapatkan
daging. Raja Namrud mengharapkan ide ini berjalan lancar dan mampu
membawanya bertemu Tuhan yang diyakini Ibrahim.
Selain itu, Namrud juga menyediakan seorang pemanah di masin terbang,
setelah mencapai ketinggian tertinggi dan bumi hampir tidak bisa
terlihat, Namrud memerintahkan pemanah untuk menembakkan panah surga.
tetapi sebelum pemanah menembakkan anak panah, Namrud mencelupkan ujung
panah kedalam darah. Tetapi usahanya sia-sia, keempat burung elang lelah
dan mulai turun ke bumi, anak panah juga terjatuh kembali ke bumi.
Raja Namrud berusaha meyakinkan orang-orang bahwa dirinya telah melukai Tuhan yang diyakini Ibrahim karena ujung anak panah berdarah, dia berbohong dimana ujung anak panah telah dicelupkan kedalam darah. Pengakuan ini telah menipu banyak orang, dengan percaya diri Namrud mengatakan bahwa dirinya adalah pemenang yang paling berkuasa didunia sehingga dia disembah kembali sebagai Dewa.
Ketika Ibrahim berhadapan dengan Namrud dan tentaranya berkumpul
dipadang luas, tujuh ratus ribu penunggang kuda bersenjata lengkap,
tiba-tiba sekelompok nyamuk keluar menutupi permukaan bumi dan langit.
Kemudian Allah memberikan kekuatan kepada serangga tersebut dan
menyerang tentara Namrud, menghisap darah mereka kecuali Namrud hingga
dia pulang ke istana.
Pada akhirnya Yang Maha Kuasa menghukum orang yang paling sombong,
seekor nyamuk memasuki lubang hidung Namrud yang bertubuh besar dan
bergerak sampai ke otaknya. Selama dua ratus tahun Namrud tersiksa siang
dan malam sampai dia meninggal. Menjelang akhir hayat Namrud,
penderitaannya begitu keras, bagaikan seorang pria sedang memukulkan
palu ke kepalanya secara terus-menerus.