- Back to Home »
- TONG TONG FAIR, FESTIVAL EURASIA TERBESAR DI DUNIA
Posted by : Unknown
Senin, 16 Maret 2015
Lebih dari setengah abad lamanya Den Haag
menyelenggarakan festival Eurasia terbesar di dunia, bernama Tong Tong
Fair. Eurasia merupakan alkuturasi budaya Eropa serta Asia dan Tong Tong
Fair mengusung kedekatan Belanda dan Indonesia. Sejak tahun 1993
tercatat festival ini mampu menarik perhatian lebih dari 100.000
pengunjung setiap tahunnya.
Selama tiga setengah abad Belanda
menduduki Indonesia. Misi awal mereka adalah untuk perdagangan yang
akhirnya berujung pada penguasaan seluruh kekayaan bumi pertiwi.
Peristiwa bersejarah tersebut yang membuat kita memiliki kedekatan
emosional dengan negara tulip itu. Pasca kemerdekaan Indonesia, terjadi
migrasi besar-besaran penduduk Indonesia ke Belanda dalam rentang tahun
1945 hingga pertengahan tahun 1960. Kebanyakan dari mereka berasal dari
latar belakang kelahiran Indo atau campuran Eropa-Indonesia. Tahun 1959
beberapa dari mereka membidani lahirnya Pasar Malam Besar, yaitu sebuah
festival kebudayaan di Den Haag. Tahun 2009 nama Pasar Malam Besar
berganti menjadi Tong Tong Fair. Setiap tahunnya Den Haag tak pernah
lupa menyelenggarakan salah satu festival budaya campuran tertua
tersebut, bahkan tahun 2014 Tong Tong Fair memasuki episode ke-54.
Tak hanya tercatat sebagai festival Eurasia terbesar di dunia, tetapi Tong Tong Fair juga merupalan festival terbesar
keempat di Belanda. Tak hanya warga lokal
Den Haag, perayaan tersebut juga dipadati oleh mereka yang tinggal di
luar Den Haag, orang-orang Indonesia, Amerika, Australia, dan banyak
warga Eropa lainnya. Pertemuan Barat dan Timur ini direpresentasikan
dalam beragam pagelaran, dari mulai teater, pemutaran film, seni tari,
pentas wayang, konser musik, demo masak, hingga bazar makanan. Seniman
dari Belanda dan Indonesia juga kerap mengisi acara. Bazar makanan tentu
menjadi magnet utama. Beragam makanan khas Indonesia berjajar menggugah
selera, dari makanan berat hingga kudapan, dari yang pedas hingga yang
manis. Beberapa diantaranya bahkan menjadi menu andalan di
restoran-restoran Belanda, seperti sate, nasi goreng, gado-gado, juga
kue lapis. Tak hanya makanan, alat masak tradisional pun
diperjualbelikan. Seperti alat masak tumpeng yang berbentuk kerucut
sangat menarik pengunjung karena mencirikan kedekatan masyarakat
Indonesia dengan Tuhannya. Bentuk kerucut dari nasi tumpeng merupakan
simbol keagungan Tuhan.